(021)
“Eh, lu yang rambutnya dikuncir satu. Sini sebentar dong,” panggil Naufal, cowok yang tadi Abby temui di UKS. Abby yakin cowok itu manggil dia, karena Yulia rambutnya digerai. Tapi, karena Naufal ini mainnya sama anak kelas 12, jadi perempuan itu takut buat nengok.
“Anjing lah,” gumam Abby.
“Dia denger gak sih?” tanya Naufal ke salah satu temannya, Kemal. “Mana gua tau goblok, samperin gih.”
“Ah elah, harus?”
“Ya kan elu mau bilang makasih katanya, masa gua jing?”
Naufal mendecak lalu bangkit dari kursinya, berjalan ke arah Abby yang sedang menunggu jus stroberinya sambil berdoa agar Naufal dan kawan-kawannya gak bakal samperin dia. Little did she know, Naufal sedang menghampirinya.
“Eh—”
Sebelum jari telunjuk Naufal bisa mendarat di pundak perempuan itu, Abby buru-buru menyingkir. Tapi sialnya ketika Abby berniat untuk pindah tempat, ia malah tabrakan dengan Naufal sehingga laki-laki itu menabrak tembok. “ANJING!” teriak Naufal kesakitan. Ia mengelus-elus kepala dan bahunya yang terbentur tembok. Sedangkan teman-temannya Naufal malah tertawa setelah menyaksikan insiden itu.
Kedua mata Abby dan Yulia melebar. Perempuan itu kaget dan menutup mulutnya. “Eh, sorry gue gak sengaja.”
Naufal tidak menjawab perempuan itu karena terlalu fokus dengan rasa sakitnya. Rasanya sial banget. Kemarin hidungnya berdarah karena kena tonjok orang asing, sekarang kepalanya (kayaknya) benjol karena nabrak tembok.
“Ini jus stroberinya sudah,” kata ibu ibu kantinnya. “Terima kasih, Bu.” Yulia memberikan senyuman manis sebelum menarik tangan Abby agar mereka bisa cepat-cepat pergi dari sana.
Ketika Abby dan Yulia sudah pergi, Naufal kembali ke tempat duduk yang ditempati teman-temannya sambil mengelus-elus tangan dan kepalanya. “Aduh anjing, kayaknya kepala gua benjol dah.”
“HAHAHAHAHA SIALAN LUCU BANGET, dia siapa sih?” tanya Rangga, salah satu anak kelas 12. Naufal melirik Rangga sebelum melihat ke handphonenya yang sudah menampilkan kamera depan, mendekatkannya ke area kepalanya yang (kayaknya) benjol. “Lupa gue namanya siapa, tapi dia sekelas sama gue. Kayaknya nama dia…Abi…ya?”