calicoffee, hojicha latte, and an old friend

“Mas, ngapain sih?” Naima menyolek pundak laki-laki di depannya. Perempuan itu sudah menunggu sekitar lima belas menitan dan laki-laki itu nggak gerak-gerak juga dari awal dia mengantri. Untungnya hanya mereka berdua pelanggan yang ada di bawah.

Laki-laki itu tidak berani membalikkan badannya, ia menggaruk-garuk lehernya seakan-akan dia sedang gelisah. “Aduh sorry mbak, ini Mbanking saya nggak bisa dibuka nggak tau kenapa. Maaf jadi nunggu lama, saya lagi minta teman saya top up gopay saya dulu maaf ya mbak.”

Naima curiga, kok suara laki-laki ini kayak nggak asing ya? Punggungnya, tinggi badannya, bahkan tas yang digunakan familiar banget rasanya. Rasa penasaran Naika semakin tinggi. “Ya udah mas, saya bayarin dulu aja deh, nanti mas gantiin aja.” ucap Naima, ia maju ke sampingnya lalu mengeluarkan kartu debitnya. “Gabungin aja mbak, saya pesen hojicha latte satu ya.”

“Berarti hojicha latte nya dua ya,” ucap mbak kasir.

“Loh, Naima kan?”

Hm?

Siapa dia? Kok dia tau namanya?

Naima menoleh ke laki-laki itu, kedua matanya membulat begitu mata mereka bertemu. Yang bener aja, laki-laki ngerepotin yang dari tadi Naima ngedumelin itu orang yang dia suka waktu SMP.

Kenzie Arvandi.

Kenzie tersenyum lebar begitu melihat Naima. “Nai, udah lama banget gua nggak liat lu!” serunya penuh dengan kegembiraan. Lucu, menurut Naima. “Iya hehe, kok lu di sini, Zi? Bukannya rumah lu jauh ya?” tanya perempuan itu, agak malu-malu.

“Gua pindah rumah bulan lalu. BTW, thanks ya Nai, nanti waktu temen gua dateng gua suruh gantiin duit lu.”

“Nggak usah, nggak apa-apa.” ITU NGGAK NGGAK APA-APA NAIMA BODOH!

“Jangan lah Nai,” Kenzie menunjukkan layar Handphone nya, menunjukkan isi chatnya dengan temannya yang bernama Oji, “udah gua suruh tuh, katanya juga ‘oke’. Oke, Nai?”

Nai, Nai, Nai, Nai.

STOP SEBUT NAMA GUE!

“Eh, berarti lu suka hojicha juga ya?”

Naima mengangguk kecil. Senyuman Kenzie makin melebar. Begitu lah Kenzie, kalau dia ketemu orang yang punya kesamaan sama dirinya, dia pasti seneng banget. “Gua juga suka, suka banget malah! Dulu padahal gua nggak suka kan ya, tapi waktu gua coba punya adek gue, ternyata enak juga, terus gua ketagihan jadinya kalau pergi terus ada hojicha pasti gue beli.”

Kenzie masih tetap sama kayak Kenzie yang dulu Naima kenal, masih suka ngomongin hal-hal yang sebenarnya nggak penting, yang too much information, tapi hal seperti itu lah yang bikin Naima pernah suka sama Kenzie.

“Kak, boleh ditinggal dulu ya, nanti dibawain pesanannya.” kata mbak kasirnya yang dari tadi sedang menunggu waktu yang tepat untuk berbicara, karena nggak enak menganggu moment reuni dua teman lama itu.

“Oh iya iya mbak, sip, oke, makasih ya mbak. Nai lu duduk di mana? Gua di smoking area soalnya. Lu nggak di smoking area kan ya, ya udah gue duluan ya Nai, nanti waktu temen gua udah dateng gua ke lu!”

Lagi-lagi, Naima hanya bisa mengangguk kecil.